Senin, 08 April 2013

keajaiban ni'mat dan syukur



KEAJAIBAN NI’MAT DAN SYUKUR


Fitrah manusia itu selalu menginginkan sesuatu yang baik, bagus, lebih, enak dan luxury yang dalam agama kita biasa menyebutnya nikmat. Ketidaksadaran kita akan siapa sebenarnya yang memberikan kenikmatan itu kepada kita seringkali membuat kita lupa, bahwa sesungguhnya nafsu manusia tidak aka nada habisnya. Naiknya akses seseorang dari bawah ke atas (vertikal), membuka peluang rasa sombong dan serakah untuk tumbuh. Ex : Ketika seseorang memiliki sepeda onthel, lalu diberi nikmat sepeda motor. Orang tersebut cenderung mengingnkan sesuatu yang lebih dari itu. dalam ilmu social kita menyebutnya self-indulgence, dan sifat itu memang ada dalam diri manusia, tidak terkecuali.


Sehingga tidak adanya limit seberapa tinggi titik equilibrium nafsu kita. Dan inilah yang sering menjadi penyakit para wakil wakil kita di kursi-kursi besarnya. Sebenarnya titik tersebut dapat ditekan dengan sebuah sifat yang jarang kita lirik apalagi lakukan.


Kecerdasan sesorang dalam bersyukur adalah usaha terbaik dalam penekanan titik equilibrium dalam jiwa manusia. Ex : Anak yang diberi bekal sepotong tempe dapat lebih merasakan nikmat, dari pada temannya yang dibekali tiga potong daging. Jika anak-anak telah kita ajari bagaimana cara bersyukur sejak dini, inysaallah di Indonesia ini tidak aka nada lagi yang namanya krisis kepemimpinan. Itu memang sudah wajar karena kecerdasan seseorang dalam bersyukur ini memang sulit pengajarannya. Pasalanya memang tidak ada fakultas khusus yang mempelajari dan mengembangkan rasa syukur itu. J


Jadi yang coba saya katakana adalah bagaimana kita tidak lupa akan bersyukur ketika kita mendapatkan ni’mat yang berlebih dari Allah SWT? Saat kita mendapatkan ni’mat berlebih, selalu iringi dengan ucapan Alhamdulillah, tingkatkan kuantitas dan kualitas ibadah kita. Sebenarnya Allah sedang mencoba kita dengan ujian yang berupa nikmat. Wacana yang beredar umum di halayak, bahwa cobaan itu hanya yang bersifat negative independency, tapi dalam segi tazkiyah nafs cobaan dpat berupa berbagai bentuk. Baik yang vertikal maupun horizontal. Agar kita senantiasa ingat siapa yang memberi in’am sebanyak ini. Jika kita hitung seluruh nikmat yang Allah berikan kepada kita, maka sesungguhny kita tidak akan mampu. Jadi perbanyaklah bersyukur. Syukur itu mudah diucapkan, tapi sulit dilakukan. Mayoritas good attitude memang sifatnya seperti itu.


Kemampuan  sesorang untuk tidak tenggelam dalam ni’mat dan melupakan cara bersyukur adalah sangat sedikit yang menguasainya di dunia ini. Hanya bangsa Indonesia yang memiliki kemampuan bersyukur yang lebih dari bangsa lainnya. Maka dari itu pemerintah Indonesia tidak terlalu pusing memikirkan rakyatnya, karena mereka mampu cepat beradaptasi dengan kondisi seburuk apapun.


Orang Barat akan mengatakan ini adalah sebuah fatalisme, tapi sesungguhnya ini adalah kemapuan survive yang luar biasa. Hidup Indonesia…!!!


Ibnu Rusyd 2, 19/9/2012 09:47 PM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar